Medical Care Unit Default Image

Kenapa Anak Sering Pilek? Kapan Harus ke Dokter?

Pilek atau rhinitis adalah salah satu keluhan paling sering dialami anak-anak, terutama bayi dan balita. Orang tua mungkin bertanya-tanya: apakah ini wajar? Kapan sebaiknya dibawa ke dokter? Nah, berikut kira bahas penyebab, faktor risiko, cara penanganan ringan di rumah, serta indikator untuk segera konsultasi ke dokter.


Penyebab Anak Sering Pilek

Beberapa penyebab umum anak sering pilek antara lain:

  1. Infeksi virus
  • Pilek pada anak umumnya disebabkan virus (misalnya rhinovirus). Anak-anak kecil bisa terkena 6–8 kali pilek per tahun karena sistem imunnya masih berkembang.
  1. Lingkungan dan faktor risiko
  • Rumah dengan kepadatan tinggi, ventilasi buruk, atau paparan asap rokok — faktor ini terbukti berkaitan dengan kejadian ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) pada balita.
  • Bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif lebih lama cenderung lebih sering mengalami batuk-pilek. Studi di Indonesia menunjukkan bayi usia 7–12 bulan dengan riwayat tidak ASI eksklusif memiliki episode pilek lebih banyak dan lebih lama dibandingkan yang mendapat ASI eksklusif.
  • Kebersihan lingkungan, frekuensi kontak dengan anak lain (misalnya di sekolah/taman), dan musim juga mempengaruhi risiko.
  1. Alergi / rinitis alergi
  • Bila pilek terus-menerus tanpa disertai demam, atau terjadi pada waktu khusus (pagi, malam) — bisa jadi penyebabnya adalah alergi. Menurut RSUI, anak yang sering bersin pagi hari dan hidung gatal dapat mengalami rinitis alergi. ([RS Universitas Indonesia][3])


Penanganan Ringan di Rumah

Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan orang tua:

  • Pastikan anak cukup istirahat dan asupan cairan (air putih, sup hangat).
  • Gunakan saline nasal drops atau semprotan garam fisiologis untuk membantu membersihkan lendir di hidung.
  • Mandikan dengan air hangat, menjaga kelembapan udara kamar (humidifier) jika cuaca sangat kering.
  • Hindari paparan asap rokok atau polusi udara dalam ruangan.
  • Atur pola makan bergizi agar sistem kekebalan tubuh terdukung.
  • Beberapa terapi nonfarmakologi (misalnya pijat untuk mengurangi keluhan) juga sering digunakan di masyarakat. Misalnya, penelitian pada praktik bidan di Jombang mencatat bahwa pijat batuk-pilek sering dilakukan sebagai upaya pendukung.


Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan ke dokter jika anak menunjukkan salah satu dari kondisi berikut:

  • Demam tinggi yang tidak turun selama lebih dari 2–3 hari
  • Sesak nafas, napas cepat atau menarik dinding dada
  • Penyembuhan lambat atau pilek berlangsung lebih dari 10–14 hari
  • Terdapat cairan kuning/hijau pekat yang terus menerus dan memburuk
  • Anak tampak lemas, tidak mau makan/minum
  • Telinga sakit, telinga tertarik-tarik
  • Bila anak punya riwayat penyakit kronis (asma, alergi berat, gangguan imun)


Jika perlu, dokter dapat melakukan pemeriksaan tambahan—misalnya tes alergi, foto sinus, atau rontgen dada—untuk memastikan penyebab dan menentukan pengobatan yang tepat.


Pilek adalah kondisi yang umum terjadi pada anak, terutama bayi dan balita. Namun, tidak semua kasus bersifat ringan—jika gejala memburuk atau berlangsung lama, segera berkonsultasi dengan dokter. Pola asuh, ASI eksklusif, dan lingkungan bersih ikut berperan dalam mencegah frekuensi pilek. Dengan pemantauan yang tepat, orang tua bisa memastikan anak tetap sehat dan nyaman.


Untuk berkonsultasi di RSKIA Rachmi Anda dapat:

📞 Telepon: 0274-376717

💬 Pendaftaran via WhatsApp: 0811 296 5900

🌐 Pendaftaran via Mobile Apps: RSKIA Rachmi

💬 Layanan informasi : 0811 292 7663

📍 Lokasi: Jl. KH Wachid Hasyim No. 47 Yogyakarta





Referensi :

  • Analisis Faktor Resiko Kejadian ISPA pada Balita. Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan.
  • Perbedaan Kejadian Batuk Pilek pada Bayi Usia 7-12 Bulan dengan Riwayat Pemberian Asi Eksklusif dan Tidak ASI Eksklusif. Journal of Nutrition College.


Tim Content Writer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *