Anemia pada ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan yang umum di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, lebih dari 48% ibu hamil mengalami anemia, terutama akibat kekurangan zat besi. Kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan, gangguan konsentrasi, bahkan meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah.
Apa Itu Anemia pada Ibu Hamil?
Anemia adalah kondisi ketika kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari normal. Pada ibu hamil, anemia sering kali disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat besi untuk mendukung pertumbuhan janin dan volume darah ibu yang meningkat.
Pentingnya Pola Makan Seimbang
Pola makan seimbang adalah kunci utama dalam pencegahan anemia. Ibu hamil dianjurkan mengonsumsi:
- Makanan tinggi zat besi seperti daging merah, hati ayam, bayam, kacang-kacangan, dan kuning telur.
- Sumber vitamin C seperti jeruk, mangga, dan tomat untuk membantu penyerapan zat besi.
- Asam folat dan vitamin B12 dari sayuran hijau, telur, dan susu untuk mendukung pembentukan sel darah merah.
Hindari konsumsi teh dan kopi berlebihan, karena dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika ibu hamil sering merasa lelah berlebihan, pucat, atau pusing, segera konsultasikan ke dokter. Pemeriksaan laboratorium seperti Hb (hemoglobin) sangat penting untuk deteksi dini anemia.
Mencegah anemia pada ibu hamil dapat dimulai dari pola makan seimbang sehari-hari. Dengan asupan gizi yang tepat dan rutin memeriksakan kehamilan, ibu dan bayi dapat tumbuh sehat bersama.
Referensi:
1. Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia 2020.
2. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas X. Jurnal Kebidanan Indonesia. (2022)
Tim Content Writer