Medical Care Unit Default Image

Mitos vs Fakta Seputar Makanan Ibu Menyusui

Menjadi ibu menyusui membawa tanggung jawab besar, bukan hanya terkait perawatan bayi tetapi juga asupan gizi ibu. Ada banyak mitos yang beredar mengenai makanan yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi selama menyusui. Beberapa kepercayaan ini bisa membingungkan — mana yang benar-benar berdasar ilmiah, mana yang cuma mitos. Berikut pembahasannya berdasarkan penelitian di Indonesia.


Pentingnya Gizi pada Ibu Menyusui

  • Masa menyusui adalah periode kritis di mana kebutuhan energi, protein, vitamin, dan mineral meningkat. Bila kebutuhan gizi tidak terpenuhi, kualitas dan kuantitas ASI bisa terganggu, dan ini berpengaruh pada pertumbuhan bayi.
  • Contoh: penelitian di Puskesmas Bahu, Kota Manado menemukan bahwa pemenuhan kebutuhan gizi ibu menyusui berhubungan signifikan dengan kelancaran ASI.
  • Penelitian lain di Salatiga menunjukkan bahwa selama pandemi COVID‑19, banyak ibu menyusui mengalami defisit protein meskipun lemaknya berlebih.


Mitos Umum vs Faktanya

Berikut beberapa mitos umum terkait makanan ibu menyusui, serta pembuktian atau klarifikasinya berdasarkan data ilmiah atau rekomendasi kesehatan:

Mitos: Ibu menyusui sebaiknya tidak makan ikan karena dikhawatirkan membuat ASI berbau amis / tidak baik.

Fakta: Ikan justru sumber protein yang baik dan asam lemak omega‑3 penting untuk perkembangan otak bayi. Aroma “amis” sering disebabkan oleh penyimpanan ASI perah yang kurang tepat, bukan makanan ibu.


Mitos: Ibu menyusui tidak boleh minum kopi.

Fakta: Konsumsi kopi dalam jumlah moderat (misalnya <300 mg kafein/hari) biasanya aman. Namun ibu perlu memperhatikan reaksi bayi jika bayi tampak rewel atau ada gangguan tidur.


Mitos: Makanan pedas, banyak bumbu, atau kuat rasanya bisa membahayakan ASI atau bayi.

Fakta: Tidak ada bukti ilmiah bahwa bumbu kuat atau makanan pedas merusak ASI atau kesehatan bayi, kecuali bayi mengalami alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu. Asalkan ibu bersih, memasak higienis, dan memantau reaksi bayi.


Mitos: Konsumsi minuman atau suplemen herbal tanpa izin dokter pasti aman. 

Fakta: Tidak semua herbal aman, beberapa bisa mengandung zat yang memicu reaksi atau bahkan berisiko. Penting konsultasi dengan tenaga kesehatan.


Mitos: Ibu harus makan sangat banyak karena menyusui.

Fakta: Memang kebutuhan energi meningkat, namun bukan berarti konsumsi secara berlebihan. Fokuslah pada makanan bergizi seimbang—protein, buah, sayuran, serta cukup cairan. Tak hanya kuantitas, kualitas penting. Berdasarkan literatur review kebutuhan nutrisi ibu menyusui, variabel umur, pengetahuan, aktivitas fisik berpengaruh.


Dampak Jika Mitos Tidak Diluruskan

  • Gizi kurang: Jika ibu menghindari jenis makanan tertentu secara tidak perlu, bisa terjadi defisiensi zat gizi (protein, vitamin, mineral).
  • Produksi ASI menurun: Karena kebutuhan gizi tidak terpenuhi, tubuh mungkin tidak menyokong produksi ASI optimal.
  • Kecemasan dan stress: Ibu mungkin mengalami stres jika merasa setiap makanan bisa merugikan bayi, padahal banyak mitos yang tidak berdasar. Stres sendiri juga bisa mengganggu proses menyusui.


Panduan Praktis & Rekomendasi

  1. Variasi menu: Kombinasikan sumber protein (hewani dan nabati), karbohidrat kompleks, sayur dan buah tiap hari.
  2. Minum cukup: Cairan sangat penting agar ASI tetap terproduksi dengan baik.
  3. Pantau reaksi bayi: Jika bayi menunjukkan gejala (misalnya rewel, gatal, diare) setelah ibu mengonsumsi suatu makanan, bisa coba eliminasi dan konsultasi dengan profesional kesehatan.
  4. Gunakan bahan lokal dan seimbang: Makanan lokal seringkali cukup gizi, bila dimasak dengan higienis dan seimbang.
  5. Konsultasi dengan tenaga kesehatan: Dokter, bidan, atau ahli gizi bisa membantu memeriksa apakah kebutuhan gizi ibu tercukupi dan memberikan rekomendasi khusus bila ada kondisi khusus.


Ada banyak mitos seputar makanan ibu menyusui yang masih dipercaya oleh masyarakat. Namun banyak dari mitos tersebut tidak memiliki dasar ilmiah. Penting bagi ibu menyusui untuk fokus pada makanan bergizi seimbang dan memahami kondisi bayi sendiri. Edukasi dari rumah sakit, tenaga kesehatan, serta referensi dari jurnal Indonesia penting untuk meluruskan kepercayaan yang keliru dan membantu ibu menyusui agar kondisi fisik dan produksi ASI tetap optimal.



Referensi :

  1. Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Gizi Ibu dengan Kelancaran ASI pada Ibu Menyusui di Puskesmas Bahu Kota Manado — Jurnal Keperawatan.
  2. Kebutuhan Nutrisi Ibu Menyusui (Studi Literatur Review). SINERGI: Jurnal Riset Ilmiah.


Tim Content Writer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *